A. Sejarah Pesantren Zainul Hasan Genggong

Minggu, 04 September 2011



Pondok - Sejak masa pertumbuhannya serta perkembangannya Pesantren Zainul Hasan Genggong lebih dikenal dengan sebutan Pondok Genggong, nama Genggong ini ini khusus untuk menyebutkan nama komplek pondok itu saja, yang luasnya dibatasi oleh pagar keliling dimana Al-Marhum KH. Zainal Abidin bermukim.

Kata Genggong berasal dari nama sekuntum bunga yang banyak tumbuh dalam pekarangan tersebut, menurut legenda bunga itu dipergunakan oleh banyak orang sekitarnya untuk merias pengantin, khitan (Sunatan) dan keperluan pengantin lainnya.

Kemudian mengingat besar arti dan fungsi bunga itu bagi masyarakat sekitarnya, maka diabadaikannya nama bunga itu menjadi nama pondok tersebut, yaitu Pondok Genggong.

Pesantren Zainul Hasan, sejak pertumbuhannya telah mengalami tiga kali pergantian nama yang bermotifkan kepada sejarah pertumbuhan Pesantren serta pengaruh sekitarnya dan gagasan adanya keinginan untuk mengabadikan para pendiri Pesantren Zainul Hasan sebelumnya. Perubahan nama ini terjadi pada periode kepemimpinan KH. Hasan Saifouridzall dengan ketetapan sebagai berikut :

1. Nama Pondok Genggong diabadikan sejak kepemimpinan KH. Zainul Abidin sampai kepemimpinan KH. Moh. Hasan dari tahun 1839 M sampai tahun 1952.

2. Pada tahu 1952 pada masa kepemimpinan KH. Hasan Saifouridzall diganti dengan nama asrama pelajar Islam Genggong (APIG) dengan latar belakang berdirinya asrama yang ditempati para santri dan bertambahnya jumlah santri pada masa itu. Nama ini dipakai dari tahun 1952 Masehi – 1959 Masehi.

3. Pada tahun 1959 timbul gagasan untuk merubah nama Pondok dengan motif timbulnya dorongan rasa ingin mengabdi kepada kedua tokoh sebelumnya yang telah berhasil mengorbitkan nama pondok Genggong dikalangan masyarakat luas. Maka sejak tanggal 1 Muharrom 1379 H. / 19 Juli 1959 M. dalam pertemuan dewan pengurus, Al-Mukarrom KH. Hasan Saifouridzall telah menetapkan perubahan nama asrama pelajar Islam Genggong (APIG) menjadi Pesantren Zainul Hasan tersebut, adalah hasil perpaduan nama dari tokoh sebelumnya dimana kata “ZAINUL” diambil dari nama Almarhum KH. Zainul Abidin dan kata “HASAN” diambil dari nama Al-Marhum KH. Moh. Hasan, sebagai pembina kedua.




B. SATLOGI SANTRI

* 1. Sopan Santun
2. Ajeg (Istiqomah)
3. Nasehat
4. Taqwallah
5. Ridlollah
6. Ikhlas Lillahi Ta’ala

C. LEMBAGA PENDIDIKAN(FORMAL/NON-FORMAL) DAN FASILITAS PENUNJANG

PENDIDIKAN FORMAL:

* 1. TK Zainul Hasan
* 2. SD Zainul Hasan
* 3. MI Kholafiyah Syafi’iyah Zainul Hasan
* 4. SMP Zainul Hasan
* 5. MTs Zainul Hasan
* 6. Pendidikan Diniyah Pertama (PDMP) Zainul Hasan
* 7. SMA Zainul Hasan
* 8. SMA Unggulan Hafshawaty Zainul Hasan BPPT
* 9. MA Zainul Hasan
* 10. MA Model (Unggulan) Hafshawaty Zainul Hasan
* 11. SMK Zainul Hasan, Program Keahlian:

* a. Teknik Mekanik Otomotif
b. TIK (Multimedia)

* 12. STIH Zainul Hasan
* 13. STAI Zainul Hasan, Prody:

* a. PAI
b. PMH
c. PBA

* 14. AKPER Hafshawaty Zainul Hasan
* 15. STIKES Hafshawaty Zainul Hasan

* a. DIploma IV Kebidanan
b. S1 Keperawatan

* 16. AKBID Hafshawaty Zainul Hasan

PENDIDIKAN NON FORMAL:

* 1. Madrasah Raudlatul Qur’an
* 2. Madrasah Diniyah
* 3. Dirosah Khossoh
* 4. Madrasah Salafiyah Tingkat Wustho
* 5. Lembaga Keterampilan Komputer
* 6. Lembaga Dakwah
* 7. Lembaga Bahtsul Masa’il
* 8. Lembaga Perpustakaan
* 9. Lembaga Pengajian Mingguan
* 10. Lembaga Pengajian Khusus Thoriqoh
* 11. Lembaga IPSNU Pagar Nusa
* 12. Lembaga Pengembangan Bahasa Arab
* 13. Development Education English Program
* 14. Balai Latihan Kerja
* 15. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
* 16. Yayasan Panti Asuhan Anak yatim
* 17. Kursus Amtsilati
* 18. Kursus Menghafal Cepat Asmaul Khusna
* 19. Kursus Menghafal Cepat Al-Qur’an
* 20. Training English Conversation
* 21. Pramuka
* 22. PMI
* 23. Jurnalistik

FASILITAS-FASILITAS:

* 1. Bimbingan Baca Al-Qur’an
* 2. Bimbingan Baca Kitab
* 3. Latihan Organisasi dan Kepemimpinan
* 4. Laboratorium IPA
* 5. Laboratorium Bahasa
* 6. Laboratorium Klinik Keperawatan
* 7. Laboratorium Klinik Kebidanan
* 8. Klinik Kesehatan Pondok Pesantren
* 9. Ruang Audio Visual
* 10. Diskusi dan Seminar
* 11. Sarana Olah Raga (Basket, Sepak Bola, Bulu Tangkis, Bela diri(Pagar Nusa dan Singa Putih) dan sarana lainnya)
* 12. Koperasi Pondok Pesantren (KOPONTREN)
* 13. Wartel
* 14. Ruang Auditorium
* 15. Warnet / Rental Komputer
* 16. Asrama Putra dan Asrama Putri
* 17. Mini Market
* 18. Hotspot (wireless Internet Connection)
* 19. Beasiswa bagi santri yang tidak mampu dan prestasi
* 20. Perpustakaan
* 21. Sarana Informasi Radio Pesantren

D. KONTAK PESANTREN

PUSAT INFORMASI PESANTREN (PIP)

Alamat

* Lantai 1 PO. Box. 01 PZH Genggong
* Pajarakan, Probolinggo, Indonesia 67281

No Telpon

* 0335-842241 (Pondok Putra)
0335-842248 (Pondok Putri)
0335-846333 (Fax)

* Bag. Keamanan > Bapak Lukmanul Hakim S.H [081333363338]
* Bag. Informasi, dan Kediniyahan > Bapak Rosuli Zaid S.Hi [085236888097]



SUMBER :  
http://www.kraksaan-online.com/
READ MORE - A. Sejarah Pesantren Zainul Hasan Genggong

LAILATUL QIRO’AH DALAM RANGKA HAUL NYAI HJ. HIMAMI HAFSHAWATY


Selasa (9/8) malam, halaman ponpes Zainul Hasan Genggong dibanjiri ribuan masyarakat yang berasal dari dalam dan luar kabupaten, mereka sengaja datang untuk keperluan khusus, yakni mendengarkan lantunan bacaan dan semaan Alqur’an.
Acara tahunan itu dihelat sejak sekitar pukul 20.30. Yakni seusai salat tarawih berjamaah di Masjid Al-Barokah Pesantren Zainul Hasan Genggong. Acara tahunan itu dihelat sejak sekitar pukul 20.30. Yakni seusai salat tarawih berjamaah di Masjid Al-Barokah Pesantren Zainul Hasan Genggong. Masyarakat yang hadir sengaja mengikuti tarawih di masjid tersebut agar tidak telat mengikuti acara lailatul qiro’ah ini, sebab pembaca Alqur’an yang ditampilkan bukan sembarangan, melainkan para juara musabaqoh tartil quran (MTQ) tingkat nasional.
Lantunan suara merdu pertama diawali oleh pembacaan salawat mukhtar oleh pengurus jam’iyatul qurro wal huffadz PWNU Jawa Timur. Hadirin pun khusyuk saat puji-pujian terhadap Nabi Muhammad SAW itu dilantunkan. Selama sekitar 15 menit, pembacaan salawat tersebut mampu memukau perhatian hadirin.
Malam itu ditampilkan 1 qori dan 3 qori’ah yang menjuarai MTQ tingkat nasional. Pertama yang tampil adalah Alfi Nur Dina, qori’ah asal Surabaya, statusnya sebagai juara 1 MTQ Nasional di Bengkulu pada 2010. Penampilan dilanjutkan oleh Wardatun Nisa Hasan, qori’ah asal Sidoarjo, ia adalah juara 2 MTQ tingkat remaja yang dihelat di Madiun pada 2011.
Penampilan ketiga adalah dari seorang Qori’, adalah giliran Qomaruddin, juara 1 MTQ tingkat dewasa di Madiun 2011. Penampilan terakhir adalah H Abdul Muis Nawawi asal Jombang. Ia adalah juara MTQ Nasional di Jambi yang dihelat pada 1997.
Hadirin tidak hanya mendengarkan lantuan Qiro’at saja pada acara tersebut, Mereka juga turut mendengarkan pidato dari 2 kiai terkemuka. Yakni KH Husein Rifa’i dari Sidoarjo dan KH Abdullah Syattar dari Lumajang. Materi ceramah yang disampaikan mampu menggugah hadirin meski pelaksanaan acara berlangsung hingga tengah malam.
Lailatul Qiro’ah memang dihelat pada 10 Ramadan setiap tahunnya. Kegiatan ini dilaksanakan bersamaan dengan peringatan Haul Almarhumah Nyai Hj Himami Hafshawaty yang wafat pada 1990.(E3)


SUMBER : www.pzhgenggong.com
READ MORE - LAILATUL QIRO’AH DALAM RANGKA HAUL NYAI HJ. HIMAMI HAFSHAWATY

DEPUTI MENTERI BUMN MEMBERIKAN KULIAH UMUM DI GENGGONG


Juamt (12/8) Pesantren Zainul Hasan Genggong kedatangan tamu istimewa, yakni Irnanda Laksanawan, deputi menteri negara bidang usaha industri strategis dan manufaktur. Kedatangannnya itu untuk memberikan kuliah umum seputar BUMN.
Selama kunjungan, ia ditemani pengasuh Pesantren KH Mohammad Hasan Mutawakkil Alallah serta keluarga besar Pesantren. Tampak pula jajaran direksi sejumlah BUMN di bawah deputi terkait.
Irnanda didaulat untuk memberikan kuliah umum seputar BUMN. Pria kelahiran Surabaya itu menyampaikan materi bertema sinergi antara BUMN dengan lembaga pendidikan-masyarakat untuk memajukan ekonomi industri kerakyatan.
Menurut Irnanda, dalam menjalankan roda BUMN banyak tantangan yang dihadapi. Terutama soal kejujuran. Ia tidak memungkiri tidak sedikit jajaran direksi yang karirnya berakhir di penjara. “Bahkan rapat direksi akhirnya dilakukan di balik jeruji,” ujarnya disambut tawa hadirin.
“Berjiwa korporasi, berhati pesantren. Jadinya pasti selamat. Beda kalau berjiwa korporasi, tapi berhati iblis. Dampaknya akan timbul korupsi di BUMN. Hasilnya pasti dipenjara. Naudzubillah,” katanya disambut aplaus hadirin.
Dalam paparannya, Irnanda banyak membincang soal peran serta BUMN dalam pembangunan. Ia sekaligus menyampaikan perkembangan maupun kemajuan BUMN yang berada di bawah koordinasi deputi. Setidaknya ada 40 buah BUMN yang ditangani Irnanda, termasuk PT. Kertas Leces (PTKL).
Di akhir kuliah umum, Irnanda meminta jajaran direksi PTKL untuk maju ke depan para hadirin. Selain memperkenalkan, Irnanda juga membeber optimismenya soal keberlangsungan PTKL untuk selanjutnya. “Semua jajaran direksi saya anggap siap untuk start up lagi. Sudah siap lagi menjual produk-produk PTKL,” tutur Irnanda.
Selain itu Irnanda juga menyebut soal alokasi penyertaan modal negara (PMN) kepada PTKL. Jumlahnya yang sebesar 440 milyar dimaksudkan agar bisa PTKL beroperasi lagi. “Tahun depan sudah bisa dirasakan lagi manfaatnya. Mulai hari ini, sudah bisa beroperasi lagi,” tuturnya.
Sementara Kiai Mutawakkil menyebut kuliah umum itu diikuti lintas elemen. Tidak hanya kalangan alumni dan santri ponpes saja. Melainkan juga diikuti jajaran terkait di PWNU Jawa Timur.(e3)


SUMBER : www.pzhgenggong.com
READ MORE - DEPUTI MENTERI BUMN MEMBERIKAN KULIAH UMUM DI GENGGONG

Masjid NU di Puncak Gunung Diresmikan

Senin, 15 Agustus 2011

Masjid Nahdlotul Ulama (NU) di Desa Tambak Ukir Kecamatan Kotaanyar senin (21/3) kemarin diresmikan oleh Bupati Probolinggo Drs. H. Hasan Aminuddin, M.Si. Lokasi peresmian masjid tersebut  berjarak sekitar 10 Km dari pendopo Kecamatan Kotaanyar. Untuk menuju lokasi itu para rombongan harus penuh kehati-hatian.pasalnya medan yang di tempuhnya sangat sulit. dengan mendaki tanjakan yang terbilang tinggi. Disitu pula jalannya diapit dengan dua belah jurang
Dalam peresmian itu Bupati Hasan didampingi oleh Ketua TP. PKK Kabupaten Probolinggo Ny. Hj. Tantri Hasan Aminuddin, SE. Turut serta dalam kesempatan tersebut Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Supriyadi, Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan Nanang Trijoko Suhartono, Kabag Kesra Imam Mulhuda, Kabag Kominfo Sentot DH serta Kabag Protokol dan Rumah Tangga Widodo Hadi Siswanto.
Ketika orang nomor satu di Kabupaten Probolinggo ini tiba di Pendopo Kecamatan Kotaanyar langsung di sambut meriah oleh masyarakat setempat, selain itu tampak Muspika Kotaanyar dan segenap kepala desa se Kecamatan Kotaanyar turut menyambut kedatangannya. Selain itu, tampak pula beberapa komunitas Adventure Motor Club (AMB) Probolinggo grup drum band setempat.
Setelah melewati perjalanan yang jauh, akhirnya Bupati Hasan dan rombongan tiba di lokasi peresmian Masjid NU di Desa Tambak Ukir. Tamp, ak dalam kesempatan tersebut Ketua Tanfidziyah PCNU Kraksaan H. Nasrullah Ahmad Suja’i dan Ketua Tanfidziyah MWC NU Kotaanyar Imam Syafi’i serta segenap tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat. Peresmian Masjid NU ini juga dihadiri oleh penceramah Habib Abdurrahman Ba’ali.
Ketua Panitia Pembangunan Masjid NU M. Khoiri dalam laporannya menyatakan proses pembangunan masjid NU ini sudah 80% selesai. Pembangunan masjid ini sudah menghabiskan dana sebesar Rp. 40.600.000 yang berasal dari bantuan APBD Kabupaten Probolinggo dan bantuan masyarakat setempat. “Membangun masjid di daerah sini tidaklah sama dengan daerah bawah. Butuh biaya yang sangat besar untuk membeli material yang dibutuhkan. Hal ini dikarenakan lokasi sini yang berada di dataran tinggi,” ujarnya.
Sementara Ketua Tanfidziyah MWC NU Kotaanyar Imam Syafi’i mengatakan walaupun pembangunannya baru mencapai 80 %, tetapi masjid ini sudah dapat ditempati untuk kegiatan ibadah. “Pembangunan masjid ini merupakan kegiatan pertama kali yang digagas oleh MWC NU Kotaanyar. Alhamdulillah, hingga saat ini Masjid NU ini sudah bias ditempati untuk sholat Jum’at. Bahkan hingga kini sudah 5 kali sholat Jum’at,” ujar Imam Syafi’i.
Sedangkan Bupati Probolinggo Drs. H. Hasan Aminuddin, M.Si dalam sambutannya mengatakan hasil Muskercab PCNU Kraksaan menjelaskan segenap pengurus NU harus memberikan uswatun hasanah kepada masyarakat. Struktur pengurus NU harus bisa memfasilitasi setiap kegiatan keagamaan dan bukan mengadakan kegiatan.
”Jihadnya pengurus NU sekarang tidak sama dengan dulu. Kalau sekarang masyarakatnya pintar-pintar tetapi tidak cerdas. Pengurus NU harus bisa memberikan solusi dan uswatun hasanah. Jika tidak bisa melakukan dulu jangan memberikan contoh kepada masyarakat. Generasi muda saat ini butuh uswatun hasanah dan bukan wacana belaka,” ujar Bupati Hasan.
Menurut Bupati Hasan, keimanan dan ketaqwaan masyarakat harus ditata dengan baik. Kalau iman sudah tertata, maka nantinya akan berbuah taqwa kepada Allah. Jika taqwa sudah tertata dengan baik, maka nantinya akan mampu melahirkan akhlakul karimah.
”Jangan bicara taqwa kalau tidak pernah datang ke masjid. Untuk mengukir iman dan taqwa, maka ramaikanlah masjid,” jelas Bupati Hasan.
Lebih lanjut Bupati Hasan juga mengungkapkan bahwa masjid juga dapat dijadikan sebagai tempat untuk mengadu jika kita sedang tertimpa masalah. ”Jika ada masalah, segeralah berwudlu. Datangi masjid dan lakukan sholat wajib dan sunnah. Insya Allah dengan sujud semua masalah akan leleh dan hancur,” tegasnya.
Bupati Hasan juga mengungkapkan  bahwa generasi muda adalah calon pemimpin penerus perjuangan bangsa. ”Untuk memberikan motivasi kepada generasi muda, saya akan mengajak pemuda untuk bergabung dengan GP. Ansor. Disana nantinya akan saya buat program Kebun Bibit Rakyat yang melibatkan generasi muda dalam membuat bibitnya. Hasilnya silahkan dibagi rata dengan seluruh pengurus GP. Ansor,” ungkap Bupati Hasan.
Diungkapkan juga bahwa takmir masjid merupakan orang yang pandai dan cerdas. Tetapi pada hakekatnya bukan hanya itu, tetapi bagaimana seorang takmir masjid harus bisa berupaya supaya masjid selalu penuh untuk bersujud kepada Allah SWT.
“Marilah bersama-sama kita memakmurkan masjid. Isi masjid dengan selamatan-selamatan untuk mengundang masyarakat datang untuk dapat memakmurkan masjid. Jika ini terus dilakukan, maka nanti akan terbiasa dan menjadi kebiasaan untuk mendatangi rumah Allah,” pungkas Bupati Hasan.(un)
READ MORE - Masjid NU di Puncak Gunung Diresmikan

Air Bersih 24 Jam, Listrik 7 Jam


Perahu motor selepas dari pelabuhan Probolinggo dengan muatan puluhan penumpang  singgah di dermaga pulau Gili Ketapang. Ratusan perahu nelayan berjejeran di bibir pantai menyambut para pengunjung yang singgah kepulau tersebut. Papan nama yang bertuliskan “selamat datang di pulau Gili Ketapang” terpampang tegak di gapuro pintu masuk,bertanda memasuki daerah pulau Gili Ketapang  .Pasir putih dengan suara riang anak kecil sedang berenang di pinggir pantai terlihat dan terdengar menyambutnya.
Pulau  Gili Ketapang merupakan  nama sebuah pulau yang mengikuti tata pemerintahan  di Kecamatan Sumberasih  Kabupaten Probolinggo, terletak di sebelah utara  pantai lepas Probolinggo.  Pulau Gili Ketapang  hanya berjarak 5 Mil dari Pelabuhan  Tanjung Tembaga, perjalanan menuju pulau ini sekitar 45 menit dengan naik perahu motor.Luas pulaunya sekitar 68 hektar dengan jumlah penduduk  9.000 jiwa.
Mayoritas masyarakat yang hidup di pulau ini dari golongan suku Madura dengan logat  bahasa madura yang begitu kental dan masyarakatnya di kenal sopan dan ramah.Sekitar 90 persen penduduknya terdiri dari para nelayan yang menggantungkan hidupnya dari hasil  penangkapan ikan di laut.Sedangkan untuk selebihnya mereka berdagang.

Wilayah pulau Gili Ketapang ditahun sebelum 2010 kemarin masih sangat kesulitan persoalan air bersih. masyarakat di daerah tersebut harus membeli air ke daerah  Probolinggo dengan nilai yang relatif mahal dan memerlukan penganggkutan yang begitu  menyulitkan .”Sehingga air yang masuk ke daerah ini sedikit terlambat,” kata Suparyono Kepala Desa Gili Ketapang kepada Majalah Bangkit Saat di temui dirumahnya.

Menurut Suparyono,  alhamdulillah untuk saat ini masyrakat  Gili Ketapang sudah tidak kesulitan air bersih dan tidak  lagi membeli air ke daerah lain. Pasalnya Sistem Pipanisasi Air Minum (SPAM) sudah masuk ke pulau tersebut.”Banyak masyarakat yang bersyukur, kerena mereka dapat merasakan air bersih sehari penuh.Sebelum SPAM ini masuk ke pulau Gili, masyarakat harus membeli air ke luar pulau Gili,” terangnya.

Selain masyarakat Gili membeli air ke daerah lain. Masyarakat Gili mempunyai langkah lain , yakni mereka membuat penampungan terbuat dari kolam tembok dengan ukuran yang lumayan besar dengan tujuan untuk menampung air di saat musim penghujan tiba.”Jadi ketika musim penghujan tiba, air hujan itu tidak dibuang begitu saja Namun masyarakat memanfaatkannya untuk dijadikan kebutuhan hidupnya,seperti mandi, cuci piring dan lain sebagainya.Dengan cara menampungnya di tempat kolam penampungan,” ungkap Suparyono yang masih menjabat kepala desa Gili ketapanng selama 3 tahun itu.

Mengenai air bersih itu pula Holili Hasan salah ketua Ansor Ranting Gili Ketapang menyampaikan. Bahwa dirinya juga merasakan hal yang serupa dengan masyarakat gili ketapang lainnya.”Saya juga melakukan cara yang sama untuk mendaptkan air bersih, saya harus membelinya di daerah perkotaan dan membuat penampungan air di rumah,” ujar Holili.

Ia juga mengatakan, untuk saat ini masyarakat Gili Ketapang sudah tidak kebigungan lagi untuk mendapkan air bersih. Bahkan saya sekarang sudah memanfaatkan masuknya air bersih melalui SPAM ini, untuk pembudidayaan air tawar.” Saat ini saya sudah mencoba untuk membudidayakan ikan air tawar yang berupa ikan lele. Sedangkan perkembangannya cukup bagus dan permintaan pedagang mengenai  lele dari pulau ini cukup tinggi. Karena Lele yang dihasilkan dari pulau ini memiliki ciri khas yang berbeda di bandingkan dengan hasil budidaya lele daerah yang berjauhan dari perairan air laut,” ungkapnya.

Persoalan air bersih di pulau Gili Ketapang dalam tahun-tahun ini sudah bisa teratasi dengan masuknya proyek SPAM di tahun 2010 kemarin. Namun masyarakat Gili Ketapang masih memiliki persoalan yang tersisa dalam bidang penerangan lampu listrik yang belum maksimal. Pasalnya masyarakat Gili Ketapang hanya menikmati listrk selama 7 Jam sehari.

Listrik di pulau ini hanya bisa menyala pada waktu pukul 17.00-24.00  WIB saja.Namun untuk selebihnya lampu yang ada di sana mengalami kepadamanan.Karena daya pembangkit listrik di pulau tersebut dihasilkan dari mesin pembangkit listrik berupa mesin deisel. Dimana daya yang dihasilkannya masih belum begitu maksimal tuk memenuhi kebutuahan masyaraat Gili secara total. Di saat melewati  waktu larut malam, masyarakat harus menggantinya dengan lampu minyak bagi warga yang tergolong berpenghasila rendah. Namun bagi warga  yang berkecukupan dalam bidang ekonominya mereka menggantinya dengan mesin janseet.

Selain jam lampu hidup, listrik yang ada di pulau itu tidak bisa dirasakan oleh warga masyarakat pulau Gili Ketapang.”Jadi masyarakat sangat kesulitan didalam memanfatkan listrik, seperti menonton televisi di siang hari , mengecas Hp dan hal-hal yang berkaitan dengan bantuan  energi listrik lainnya ,” ungkap salah satu warga Gili Ketapang pada majalah Bangkit.

Sementra Bupati Probolinggo Hasan Aminuddin dalam kunjungannya ke pulau Gili Ketapang dalam Rangka Peringatan  Maulid Nabi Muhammad SAW dan bakti Sosial untuk warga Gili Ketapang , Rabu (23/3) kemarin mengatakan.Bahwa persoalan Air bersih yang terjadi dipulau Gili Ketapang kini sudah bisa teratasi dengan masuknya SPAM di pulau gili ketapang.

”Alhamdulillah masyarakat Gili Ketapang saat ini sudah tidak kebigungan lagi persoalan air bersih,Ini semua berkat do’a masyarakar Gili Ketapang dan masyarakat Kabupaten Probolinggo. Memang Sejak dulu pemerintah menginginkan aliran air bersih untuk masuk kepulau Gili Ketapang. Tetapi pada tahun 2010 kemarin, doa orang Gili  terkabulkan oleh Allah SWT, sehingga Air bersih bisa di nikmati oleh masyarakat Gili secara maksimal.

Menurut Hasan Aminuddin, Persoalan air di pulau Gili Ketapang kini sudah bisa terjawab. Namun masih ada sesuatu yang belum bisa dirasakan oleh wrga Gili Ketapang secara penuh yakni pemanfaatan energi listrik sehari penuh. Karena faktor penyebabnya,  pembangkit listrik yang ada di pulau Gili, daya  alir listrik yang  dihasilakannya  masih  belum maksimal. Pasalnya hanya mengunakan deisel.

”Namun saya dan pemerintah Kabupaten Probolinggo akan terus memikirkan dan mengusahakannya agar listrik bisa hidup selama 24 jam di pulau Gili Ketapang. Mari kita berdo’a kepada Allah agar senantiasa keinginan yang diinginkan oleh masyarakat Gili Ketapang dapat bisa terjawab seperti manfaat air bersih yang sudah mengalir di pulau ini,” ajak hasan kepada warga gili Ketapang disela-sela sambutannya. (MHD)


READ MORE - Air Bersih 24 Jam, Listrik 7 Jam

Pertama Kali, Makan Bersama Rakyat 1001 Cobek

Pada peringatan Hari Jadi Kabupaten Probolinggo (Harjakabpro) ke 265  tahun ini, Pemerintah Kabupaten Probolinggo menggelar kegiatan unik yang belum pernah dilaksanakan sebelumnya yakni makan bersama rakyat dengan menggunakan 1001 cobek.
Kegiatan tersebut digelar di sepanjang Jalan Rengganis sebelah utara alun-alun Kota Kraksaan, Selasa (10/5) malam. Selain harus menyediakan 1001 cobek, tempat yang dibutuhkan untuk makan bersama ini juga cukup panjang yakni mulai pertigaan Masjid Agung hingga pertigaan depan Gedung Islamic Centre.
Menu yang disiapkan juga disesuaikan dengan wadah cobek yang digunakan yakni menu 5 T yang terdiri dari tahu, tempe, telur, teri dan terung yang disantap dengan sambal tradisional.
Istimewanya lagi, Bupati Probolinggo Drs. H. Hasan Aminuddin, M.Si langsung ikut ngulek sambal tradisional dengan komposisi utama trasi, lombok, merah, cabe rawit, gula dan garam. Bahkan Komandan Kodim 0820 Letkol Inf. Hery Setiyono dan Ketua DPRD Ahmad Badawi ikut mendampingi Bupati Hasan mengolah sambal tradisonal tersebut.
Tak hanya itu, Ketua TP PKK Kab. Probolinggo Ny. Hj. Tantri Hasan Aminuddin, SE juga ikut menunjukkan kemahirannya mengucek sambal didampingi Kepala Kejaksaan Negeri Kraksaan Putu Indriati, beberapa pengurus PKK dan ibu-ibu Kepala SKPD yang juga hadir malam itu.
Suasana makan bersama malam itu juga disetting bernuansa tradisional. Selama kegiatan berlangsung lampu penerangan jalan sengaja dikurangi dan digantikan dengan lampu minyak yang diletakkan di sepanjang lokasi acara. Meja pendek dari bambu makin menunjang gaya lesehan dalam menikmati hidangan malam itu.
Pada sambutannya, Bupati Hasan mengatakan kegiatan makan bersama 1001 cobek tersebut sengaja digelar pada Harjakabpro ke 265 tahun ini sebagai bentuk komitmen untuk mengembalikan tradisi asli warisan nenek moyang yang sudah banyak ditinggalkan.
”Saat ini banyak sekali kita jumpai restoran mewah dengan menu asing. Pada peringatan hari jadi ke 265 ini marilah kita menghargai dan menikmati kembali warisan resep tradisonal dari nenek moyang kita ini yang tentunya tidak kalah dengan masakan luar negeri,” ujar Bupati Hasan.
Orang nomor satu di Kabupaten Probolinggo ini juga mengajak untuk kembali kepada tradisi nenek moyang dengan duduk lesehan bersama sehingga makin mempererat kebersamaan dan semangat persaudaraan.
Makan bersama yang dimulai pukul 19.00 tersebut diikuti kurang lebih 1001 orang, sesuai dengan jumlah cobek yang tersedia. Undangan yang hadir cukup komplit mulai dari Muspida, anggota DPRD, kepala SKPD, Camat dan perwakilan karyawan/karyawati di lingkungan pemerintah daerah.
Target 1001 peserta nampaknya sudah terpenuhi malam itu dengan keikutsertaan masyarakat Kota Kraksaan khususnya dari sekitar alun-alun yang memang sengaja diundang untuk ikut menikmati menu makan bersama malam itu.(un)

READ MORE - Pertama Kali, Makan Bersama Rakyat 1001 Cobek

Spektakuler ! Pembukaan MQK III se Jawa Timur di Kraksaan

Spektakuler! Mungkin itu kata yang tepat untuk menggambarkan suasana pembukaan Musabaqoh Qiro’atil Kutub (MQK) ke III tingkat Provinsi Jawa Timur, Senin (9/5) lalu.  
Suasana alun-alun Kraksaan yang menjadi tempat berlangsungnya upacara pembukaan, malam itu menjadi terang benderang bermandikan cahaya kembang api sebagai penanda dibukanya MQK tahun 2011.
Kurang lebih 15 menit langit Kota Kraksaan makin bersinar dengan kilatan cahaya dan kilauan bunga api yang sesekali diiringi suara dentuman. Tepuk tangan dan sorak sorai hadirin dan masyarakat yang menonton dari sekitar alun-alun makin membuat  suasana malam itu gegap gempita.
Memang, pada pembukaan MQK kali ini Pemerintah Kabupaten Probolinggo selaku tuan rumah ingin memberikan sesuatu yang sedikit berbeda dan berkesan mengingat event ini adalah event dengan skala regional yang diikuti Kabupaten/Kota se Jawa Timur.
Sebelum upacara pembukaan secara resmi dilaksanakan, terlebih dahulu seluruh delegasi peserta MQK melakukan deville melintas didepan mimbar kehormatan. Dengan diiringi beberapa kelompok drum band, mereka memberi hormat sambil melambai-lambaikan tangan kepada para undangan.
Pembukaan dihadiri oleh Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf dan beberapa pejabat di lingkungan Pemprov Jatim. Hadir pula Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur Sutrisno, para Kepala Daerah dan Kepala Kantor Kemenag se Jawa Timur.
 Bupati Probolinggo Drs. H. Hasan Aminuddin, M.Si dan seluruh anggota Muspida juga hadir malam itu. Nampak pula seluruh kepala satuan kerja dan Camat serta alim ulama se Kabupaten Probolinggo.
MQK ke III tahun 2011 dilaksanakan di Pondok Pesantren Nurul Qodim Paiton mulai tanggal 9 s/d 13 Mei. Namun upacara pembukaan sengaja dilaksanakan di alun-alun Kota Kraksaan dengan pertimbangan untuk kepentingan syi’ar agar seluruh masyarakat Kabupaten Probolinggo dapat mengetahuinya secara luas.
“Pembukaan MQK ini memang sudah menjadi niat kami selaku tuan rumah untuk menempatkannya di alun-alun Kota Kraksaan guna mensyi’arkannya kepada seluruh rakyat mengingat kegiatan ini adalah yang pertama kali dilaksanakan di Kabupaten Probolinggo”, jelas Bupati Hasan pada sambutan selamat datangnya.
Atas nama pribadi, masyarakat dan pemerintah daerah Bupati Hasan menyampaikan terima kasih atas amanah yang telah diberikan kepada Kabupaten Probolinggo untuk menggelar event tingkat provinsi tersebut.
Orang nomor satu di Kabupaten Probolinggo ini menegaskan telah berikhtiar untuk menyambut dan mensyi’arkan MQK dengan menggelar kegiatan jalan sehat pada hari Sabtu (7/5).
“Alhamdulillah syi’arnya dapat berjalan baik sebab jalan sehat tersebut juga diikuti ribuan siswa madrasah dan santri pondok pesantren yang ada di Kabupaten Probolinggo”, sambung Bupati Hasan.
Sementara Wagub Saifulllah Yusuf pada sambutannya mengatakan bahwa MQK merupakan sarana yang tepat untuk mempertahankan dan meneruskan tradisi dan warisan para kyai yang telah memberikan sesuatu yang mulia seperti kitab kuning yang banyak diajarkan di pondok-pondok pesantren.
Wagub mengakui model belajar di pondok pesantren terbukti mampu melahirkan kader-kader bangsa yang berkualitas. “Bahkan sistem pembelajaran di universitas terkemuka di dunia banyak yang mengadaptasi model pembelajaran di pondok pesantren”, terangnya.
Dari pelaksanaan MQK tersebut, Wagub Saifullah Yusuf berharap akan lahir buku-buku dan kitab yang berkualitas dan membanggakan sehingga dapat diwariskan kepada generasi berikutnya.
Kemeriahan malam pembukaan tersebut terus berlanjut dengan penampilan kelompok musik Balasyk dari Jember yang membawakan lagu-lagu bernuansa Islami. Tak sedikit delegasi peserta MQK yang ikut menyemut di depan panggung sambil menikmati beberapa nomor lagu yang dibawakan Musthofa dan kawan-kawan.
MQK yang digelar tiap tiga tahun ini merupakan persiapan menghadapi MQK tingkat Nasional di Lombok Timur yang akan dilaksanakan bulan Juli mendatang. Hal tersebut ditegaskan oleh Kakanwil Kemenag Prov. Jatim Sutrisno.
Sutrisno menjelaskan, tujuan dilaksanakannya MQK adalah untuk melestarikan tradisi di lingkungan pondok pesantren sambil mencari kader-kader ulama masa depan. ”Kegiatan ini juga bertujuan untuk memberikan apresiasi kepada penghafal kitab kuning sekaligus evaluasi secara umum”, jelasnya.
MQK tahun 2011 ini diikuti 33 kontingen dari Kabupaten/Kota se Jawa Timur dengan jumlah total peserta dan official 1.444 orang. Selama lima hari mereka berkompetisi seputar pengetahuan dan keahliannya pada Kitab Kuning.(un)
READ MORE - Spektakuler ! Pembukaan MQK III se Jawa Timur di Kraksaan