Spektakuler ! Pembukaan MQK III se Jawa Timur di Kraksaan

Senin, 15 Agustus 2011

Spektakuler! Mungkin itu kata yang tepat untuk menggambarkan suasana pembukaan Musabaqoh Qiro’atil Kutub (MQK) ke III tingkat Provinsi Jawa Timur, Senin (9/5) lalu.  
Suasana alun-alun Kraksaan yang menjadi tempat berlangsungnya upacara pembukaan, malam itu menjadi terang benderang bermandikan cahaya kembang api sebagai penanda dibukanya MQK tahun 2011.
Kurang lebih 15 menit langit Kota Kraksaan makin bersinar dengan kilatan cahaya dan kilauan bunga api yang sesekali diiringi suara dentuman. Tepuk tangan dan sorak sorai hadirin dan masyarakat yang menonton dari sekitar alun-alun makin membuat  suasana malam itu gegap gempita.
Memang, pada pembukaan MQK kali ini Pemerintah Kabupaten Probolinggo selaku tuan rumah ingin memberikan sesuatu yang sedikit berbeda dan berkesan mengingat event ini adalah event dengan skala regional yang diikuti Kabupaten/Kota se Jawa Timur.
Sebelum upacara pembukaan secara resmi dilaksanakan, terlebih dahulu seluruh delegasi peserta MQK melakukan deville melintas didepan mimbar kehormatan. Dengan diiringi beberapa kelompok drum band, mereka memberi hormat sambil melambai-lambaikan tangan kepada para undangan.
Pembukaan dihadiri oleh Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf dan beberapa pejabat di lingkungan Pemprov Jatim. Hadir pula Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur Sutrisno, para Kepala Daerah dan Kepala Kantor Kemenag se Jawa Timur.
 Bupati Probolinggo Drs. H. Hasan Aminuddin, M.Si dan seluruh anggota Muspida juga hadir malam itu. Nampak pula seluruh kepala satuan kerja dan Camat serta alim ulama se Kabupaten Probolinggo.
MQK ke III tahun 2011 dilaksanakan di Pondok Pesantren Nurul Qodim Paiton mulai tanggal 9 s/d 13 Mei. Namun upacara pembukaan sengaja dilaksanakan di alun-alun Kota Kraksaan dengan pertimbangan untuk kepentingan syi’ar agar seluruh masyarakat Kabupaten Probolinggo dapat mengetahuinya secara luas.
“Pembukaan MQK ini memang sudah menjadi niat kami selaku tuan rumah untuk menempatkannya di alun-alun Kota Kraksaan guna mensyi’arkannya kepada seluruh rakyat mengingat kegiatan ini adalah yang pertama kali dilaksanakan di Kabupaten Probolinggo”, jelas Bupati Hasan pada sambutan selamat datangnya.
Atas nama pribadi, masyarakat dan pemerintah daerah Bupati Hasan menyampaikan terima kasih atas amanah yang telah diberikan kepada Kabupaten Probolinggo untuk menggelar event tingkat provinsi tersebut.
Orang nomor satu di Kabupaten Probolinggo ini menegaskan telah berikhtiar untuk menyambut dan mensyi’arkan MQK dengan menggelar kegiatan jalan sehat pada hari Sabtu (7/5).
“Alhamdulillah syi’arnya dapat berjalan baik sebab jalan sehat tersebut juga diikuti ribuan siswa madrasah dan santri pondok pesantren yang ada di Kabupaten Probolinggo”, sambung Bupati Hasan.
Sementara Wagub Saifulllah Yusuf pada sambutannya mengatakan bahwa MQK merupakan sarana yang tepat untuk mempertahankan dan meneruskan tradisi dan warisan para kyai yang telah memberikan sesuatu yang mulia seperti kitab kuning yang banyak diajarkan di pondok-pondok pesantren.
Wagub mengakui model belajar di pondok pesantren terbukti mampu melahirkan kader-kader bangsa yang berkualitas. “Bahkan sistem pembelajaran di universitas terkemuka di dunia banyak yang mengadaptasi model pembelajaran di pondok pesantren”, terangnya.
Dari pelaksanaan MQK tersebut, Wagub Saifullah Yusuf berharap akan lahir buku-buku dan kitab yang berkualitas dan membanggakan sehingga dapat diwariskan kepada generasi berikutnya.
Kemeriahan malam pembukaan tersebut terus berlanjut dengan penampilan kelompok musik Balasyk dari Jember yang membawakan lagu-lagu bernuansa Islami. Tak sedikit delegasi peserta MQK yang ikut menyemut di depan panggung sambil menikmati beberapa nomor lagu yang dibawakan Musthofa dan kawan-kawan.
MQK yang digelar tiap tiga tahun ini merupakan persiapan menghadapi MQK tingkat Nasional di Lombok Timur yang akan dilaksanakan bulan Juli mendatang. Hal tersebut ditegaskan oleh Kakanwil Kemenag Prov. Jatim Sutrisno.
Sutrisno menjelaskan, tujuan dilaksanakannya MQK adalah untuk melestarikan tradisi di lingkungan pondok pesantren sambil mencari kader-kader ulama masa depan. ”Kegiatan ini juga bertujuan untuk memberikan apresiasi kepada penghafal kitab kuning sekaligus evaluasi secara umum”, jelasnya.
MQK tahun 2011 ini diikuti 33 kontingen dari Kabupaten/Kota se Jawa Timur dengan jumlah total peserta dan official 1.444 orang. Selama lima hari mereka berkompetisi seputar pengetahuan dan keahliannya pada Kitab Kuning.(un)

1 komentar:

GP Ansor mengatakan...

waduuuuuh...... seru amat.......

Posting Komentar

TINGGALKAN PESAN ANDA, DENGAN BAHASA YANG SOPAN DAN SANTUN.